Pages

Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts

Thursday, 8 September 2016

Pengalaman Persalinan di RSIA Resti Mulya

Seminggu sudah berlalu sejak momen persalinan Naifa Shareen Mecca yang ceritanya bisa dibaca di sini. Kali ini saya mau share pengalaman sekaligus memberikan review RSIA Resti Mulya setelah melahirkan di sana. Sebelumnya saya juga sudah memberikan penilaian berdasarkan pengalaman kontrol kehamilan, baca di sini.

Saya memang awalnya tidak mengetahui keberadaan RS ini, jadi tidak terbersit sekalipun akan kontrol kehamilan dan melahirkan di sana. Tapi ternyata pada akhirnya saya puas dengan keputusan saya untuk pindah ke RSIA Resti Mulya, yang sebelumnya saya keukeuh ingin di RSIA Hermina Bekasi (di awal kehamilan sempat kontrol di sana, review-nya bisa baca di sini). Saya tidak ragu memberi pujian dan berbagi pengalaman kepada orang lain ketika saya puas dengan sebuah pelayanan/jasa/produk. So here it is, birthing service from RSIA Resti Mulya.


---

Sunday, 24 July 2016

Pengalaman Kontrol Kehamilan di RSIA Resti Mulya

Menyambung tulisan sebelumnya tentang periksa kehamilan, saya mau melanjutkan cerita dengan tema yang masih sama tapi di tempat yang berbeda.

RSIA Resti Mulya
Jujur saya belum pernah mendengar RS ini sampai ketika saya mengurus BPJS. Bidan yang saya temui merekomendasikan RS ini sebagai tempat rujukan. Eh tapi akhirnnya saya dan suami tidak jadi pakai BPJS ya. Riweuh euy ngurusnya. Dan memang untuk kelahiran normal jika pakai BPJS dirujuk ke faskes 1 alias puskesmas, bidan, klinik bersalin, klinik pratama. Jadi penanganannya tidak menggunakan jasa dokter obgyn, itupun biaya persalinan hanya di-cover sebesar 600rb.

Oiya mengapa akhirnya saya dan suami "pusing" memikirkan biaya persalinan, karena ternyata biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan saya belum bisa di-cover asuransi kantor suami karena masa kerja suami belum genap 1 tahun, sementara syarat penerima fasilitas ini seperti tercantum di PKB-nya harus minimal bekerja selama 1 tahun dulu. Hiks. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan menggunakan biaya pribadi, tapi sebagai konsekuensinya kami harus menurunkan idealisme, pilih RS dengan biaya yang lebih terjangkau. Nasehat para orangtua dan teman-teman yang sudah pernah melahirkan juga sama, pada intinya sih fasilitas kesehatan untuk melahirkan sekarang sudah memadai semua, entah itu klinik bersalin, rumah bidan, klinik pratama, RSU, RSIA, atau RS Swasta.

Back to topic, about RSIA Resti Mulya. Saya mulai searching informasi mengenai RS ini. Sayangnya RS tersebut tidak punya official website, profil Twitternya tidak update, hanya ada review Google, dan fan page Facebook yang masih cukup aktif oleh komentar pasien-pasiennya. Setidaknya itu membantu memberi gambaran pengalaman ibu-ibu yang pernah periksa dan melahirkan di RSIA Resti Mulya. Overall komentar yang saya baca positif, meski RS ini termasuk RS Tingkal III, tapi fasilitas dan dokternya cukup bagus. Dan yang makin membuat saya mantab melanjutkan pemeriksaan kehamilan di sini adalah lokasinya yang lebih dekat dari rumah, hanya 12 km dengan waktu tempuh sekitar 35 menit dari rumah. RS ini masuk dalam wilayah Jakarta Timur, di daerah Penggilingan. Saya kira daerah tersebut juga bukan daerah macet jadi kalaupun sewaktu-waktu saya kontraksi atau keadaan darurat lainnya, tidak butuh lama untuk mencapai RS tersebut.
Karena minimnya informasi terkait RS ini, termasuk dokter yang praktek dan jadwalnya, saya menelepon bagian informasi RSIA Resti Mulya. Nanti saya share hasil perburuan informasi di kunjungan pertama kontrol kehamilan di sana ya.

RSIA Resti Mulya memiliki 7 dokter spesialis kebidanan dan kandungan.  Mereka punya jadwal praktek tiap hari, dimana waktu prakteknya mayoritas di saat sore atau malam hari. Cocok untuk saya yang memang baru bisa periksa setelah Maghrib karena menunggu suami pulang kantor. Hasil pencarian rekomendasi dokter dari ibu-ibu di forum, saya awalnya memilih Dr. Siti Musrifah, SpOG, menurut mom-netizen beliau orang yang sabar, keibuan, tidak pelit informasi. Tapi berhubung ketika saya ke sana, beliau sedang cuti umroh sehingga saya diarahkan ke Dr. Surahman Hakim, SpOG (K) yang alhamdulillah bagus dan menyenangkan orangnya. FYI, saya pindah dokter dan RS ini di usia kehamilan 33w ya ibu-ibu.

Berikut ini ringkasan review saya tentang RSIA Resti Mulya, semoga bermanfaat.

Tuesday, 19 July 2016

Belanja Keperluan Newborn Baby

Semangat pagi ibu-ibu!

Blog ini tak terasa beralih fungsi, dulunya jadi tempat curhat sejak jaman kuliah, kerja di site, galau jodoh, dan sekarang menjadi sharing pengalaman menjalani peran istri dan (calon) ibu. Blog dengan topik ini sebenarnya sudah seambreng, banyaaak. Saya pun terbantu juga dengan informasi-informasi yang mereka bagikan lewat blog pribadinya. Begitulah saya jadi terinspirasi juga untuk berbagi pengalaman versi saya, siapa tau ada ibu-ibu lain yang nyasar kemari dan mendapatkan manfaat dari artikel-artikel di dalamnya.

InsyaAllah ini akan jadi pengalaman pertama bagi saya dan suami, anak pertama cuy. Dan juga cucu pertama di masing-masing keluarga kami. Jadi kebayang kan, kalau kami tidak punya role model soal menyoal hamil dan melahirkan ini, atau bahkan sekedar barang lungsuran dari pendahulu kami, hehehe... Oleh sebab itu saya merasa terbantu sekali dengan postingan ibu-ibu yang berbagi informasi via blog atau forum bumil di social media. Saya juga banyak membaca buku untuk menambah wawasan baru ini meski pada akhirnya walaupun secara teori oke, tapi practically masih awam sekali.
--

Saya mulai belanja keperluan bayi di usia kehamilan 34w setelah melewati hari raya Idul Fitri 1437H. Sebelum itu, saya sudah banyak follow online babyshop di Instagram dan banyak bertanya pada teman-teman yang sudah melahirkan sebelumnya. Tujuan mencari informasi pra shopping adalah (1) mencari referensi harga, (2) mengenal merk, (3) menentukan prioritas dan (4) membandingkan kualitas barangnya. Jadi ketika saya dan suami belanja di toko, kami tidak buta informasi, bisa nego harga dan memilih barang. Toko tempat kami belanja adalah Audrey Baby Shop yang berlokasi di ITC Cempaka Mas Lt. 3 Blok F No. 346-350 Jakarta Pusat. Keberadaan toko ini kami ketahui dari rekomendasi ibu-ibu di forum dan blog pribadinya. Reviewnya lengkap semua tersedia, dan harganya miring. Baiklah mari kita berburu! Siapkan tenaga dan (isi) dompet ><

Friday, 15 July 2016

Pengalaman Kontrol Kehamilan di RSIA Hermina Bekasi

Tak terasa usia kehamilan saya akan memasuki penghujung trisemester tiga, atau dengan kata lain, masa persalinan sudah di depan mata.

Saya ingin berbagi cerita memilih RSIA untuk kontrol kehamilan dan persalinan (nantinya) di daerah Bekasi dan Jakarta Timur. Dari usia kehamilan 1 bulan, saya sebenarnya sudah memilih langsung RSIA Hermina Bekasi sebagai tempat periksa. Hal ini didasari karena rekomendasi ibu-ibu di berbagai forum dunia maya. Dan setau saya memang Hermina terkenal track record-nya sebagai RS khusus ibu anak yang bagus dan punya banyak pilihan dokter obgyn. Selain itu lokasinya juga tidak terlalu jauh dari rumah, kira-kira 14 km dengan waktu tempuh 45-50 menit (kondisi lancar). Di RSIA Hermina Bekasi, terdapat 32 dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, mereka punya jadwal praktek setiap hari, pagi hingga malam. Jadi ibu-ibu punya pilihan banyak yang bisa disesuaikan dengan keperluan dan jadwal kosongnya.

Pilihan dokter obgyn saya jatuh pada Dr. Yuditia Purwosunu, SpOG (K). Sekali lagi pertimbangannya yang pertama adalah dari rekomendasi ibu-ibu di forum dunia maya. Banyak di antara mereka menyebutkan Dr. Yudit yang baik, ramah, pintar, ahli feto, spesialis usg 4d, dan masih banyak lagi komentar positif dari mereka. Btw, jadwal praktek dokter RSIA Hermina bisa dilihat di websitenya lho, klik di sini.

Overall ini review saya selama kontrol kehamilan di RSIA Hermina Bekasi:

Friday, 27 May 2016

Balada Memilih Bank: Awalnya Tak Sengaja Akhirnya Setia

...Bing beng bang
Yok kita ke bank
Bang bing bung
Yok kita nabung
Tang ting tung hey
Jangan dihitung
Tau tau kita nanti dapat untung...

Hayo, siapa yang masih ingat lagu ciptaan Titik Puspa yang dinyanyikan Saskia & Geovanny di atas? Judulnya "Menabung", sebuah lagu anak-anak yang bertujuan untuk mengajak kebiasaan baik yaitu menabung sejak kecil. Tentu karena mempunyai manfaat positif, maka menabung dianjurkan sejak kecil. Tujuannya antara lain mengajar kita untuk hidup tidak boros, menyisihkan sebagian uang yang dimiliki untuk ditabung. Jika punya tabungan, kita tentu tak perlu bingung ketika ada kebutuhan mendesak.

Celengan Masa Kecil
@Dok. Pribadi
Saya pun beruntung lahir di era 90-an yang sejak kecil "terdoktrin" untuk belajar menabung. Kala itu saya menabung menggunakan celengan tanah liat berbentuk binatang, isinya uang logam yang saya sisihkan dari uang saku sekolah sehari-hari. Puas rasanya kalau celengan-nya sudah berat dan penuh sekaligus sayang untuk memecahkannya. Ada beberapa celengan masa kecil saya yang tersisa dan jadi pajangan di rak rumah, dengan melihatnya saya jadi ber-nostalgia masa-masa menabung saat itu hehehe.

Practically saya baru membuka tabungan di bank saat menginjak kuliah. Is it too late? I think so, but it's better than never. Proses memilih bank di masa itu bisa dibilang karena keterpaksaan sekaligus ketidak-sengajaan. Jadi karena perguruan tinggi negeri tempat saya melanjutkan pendidikan bekerjasama dengan salah satu bank negeri yang cukup ternama yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), maka saya membuka tabungan awal di sana. Saya yang masih cupu tidak benar-benar tahu mengapa saya memilih bank tersebut. Intinya biar mudah membayar SPP setiap semester itu saja. Empat tahun saya "terpaksa" setia menggunakan rekening BNI dengan kartu ATM yang berfungsi sekaligus sebagai Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), keren ya kartu ATM BNI saya saat itu beda dari lainnya, tercetak nama dan foto pribadi hehehe
KTM-ku   |    @Dok. Pribadi
Karena sudah nanggung punya rekening BNI maka saya tidak hanya memanfaatkannya sebagai "media bayar SPP" semata tetapi juga menyimpan tabungan -sebagaimana fungsi mestinya-. Orang tua saya mengirimi uang bulanan lewat rekening BNI, saya menerima beasiswa dari beberapa instansi juga melalui BNI, hingga transaksi penarikan tunai via ATM BNI. Mudah dan praktis karena mesin ATM BNI saat itu tersedia di banyak lokasi dekat kampus.

Saturday, 30 April 2016

Movie Review: Ada Apa Dengan Cinta 2

Ini kali pertama saya menulis review sebuah film. Bukan apa-apa sih, karena sampai sebelum ini saya belum menemukan film yang menggugah saya untuk menuliskan review-nya. Tapi ini beda, sebuah film legendaris yang part 1 -nya bahkan dimulai 14 tahun yang lalu.

Apa lagi kalau bukan, Ada Apa Dengan Cinta (AADC) (!)
Film Indonesia yang mampu menjadi "trendsetter" dan ditonton jutaan rakyat Indonesia, diulang-ulang pun bahkan tak bosan. Berlebihan? Tidak, menurut saya karena kenyataannya memang berkata seperti itu. Lihat saja rekor dua juta penonton dalam 8 hari diraih AADC 2. Animo masyarakat tak surut untuk menyaksikan kembali kisah cinta Rangga-Cinta.

Tokoh pasangan Rangga-Cinta ini tak ubahnya seperti Galih-Ratna "Gita Cinta SMA" di era 70'an dan Jack-Rose "Titanic" atau Romeo-Juliet karya Shakespeare yang kemudian di-film-kan. Setelah cerita berakhir "menggantung" di akhir AADC1 dengan scene ciuman perpisahan Rangga-Cinta, Rangga berangkat ke New York, menjanjikan kehadirannya kembali di satu purnama berikutnya.
Nyatanya? AADC 2 menjawab penasaran para penonton itu 14 tahun kemudian.

Saya tidak hendak membocorkan spoiler ceritanya, saya tahu betul menonton tidak akan asyik ketika kamu sudah menduga jalan ceritanya. Walau saya bukan orang film, tapi selera saya cukup bisa dipertimbangkan haha.

Friday, 1 April 2016

Pengalaman Pertama Bersama Uber

Uber, salah satu moda transportasi berbasis online. Memanfaatkan mobil-mobil pribadi sebagai "transportasi umum" bagi pengguna. Di tengah kontroversinya, Uber menyelamatkan penumpang-penumpang galau yang bingung berpergian jauh dengan apa, selain bus transjakarta dan KRL yang lebih sering penuh padat ketimbang longgarnya.

Saya tahu Uber sejak lama, hampir bersamaan dengan munculnya Gojek dan Grab. Tapi saya belum pernah sekalipun menggunakannya karena terkendala Credit Card. Iya, mereka menggunakan CC sebagai alat pembayaran. Sebenarnya lebih mudah, penumpang tinggal pesan, masuk mobil, diantar ke tujuan, sampai langsung turun. Ongkos akan langsung terpotong di kartu kreditnya. Tapi sayangnya, saya dan mungkin beberapa golongan orang lain memilih tidak mempunyai kartu kredit. Pilihan kan ya mau punya atau tidak...

Jadi saya hanya sebagai pengamat pelanggan Uber sejauh ini. Hingga di awal 2016, Uber trial memberikan kesempatan bayar Cash pada beberapa pengguna loyal Uber. Sekali lagi saya belum bisa memanfaatkannya, gimana jadi loyal wong belum pernah pake... dan kabar baik berikutnya kembali muncul. Mulai bulan Februari 2016, semua pengguna Uber bisa memanfaatkan aplikasi ini dengan pembayaran tunai. Yiiihhhaaa...
**update: ketentuan ini baru berlaku di Jabodetabek

Saya mencobanya untuk pertama kali dalam perjalanan dari rumah di Harapan Indah Bekasi menuju Bank Jawa Barat KCP Cipinang Raya sekitar 15-17km. Jika saya bandingkan dengan penggunaan Gojek, biayanya sekitar 45k-50k. Sedangkan Uber mematok estimated price di 55k-69k. Beda tipis kan, siapa yang tidak tergoda untuk menjajal Uber dong. Lebih nyaman, dan mostly important, aman buat ibu hamil seperti saya yang menghindari guncangan-guncangan di jalan.

Thursday, 31 March 2016

e-Klaim JHT: Pendaftaran dan Verifikasi (Part 2)

Karena saya tidak ingin artikel ini terlalu panjang pada satu post, maka saya membaginya menjadi dua bagian. Dan pada part kedua ini, fokus utama pada proses e-klaim JHT. Check it out.

Setelah persiapan selesai (baca di sini apa saja yang harus disiapkan), maka kita bisa lanjut pendaftaran via e-klaim. Website yang dikunjungi masih sama di https://es.bpjsketenagakerjaan.go.id, tapi menu yang dipilih adalah "e-Klaim JHT". Dari menu tersebut, kita bisa mengajukan dan sekaligus bisa mengecek status klaim kita sampai mana. Mudah dan menyenangkan.
**Tips4: Pastikan kamu menggunakan handphone cukup canggih untuk pengajuan e-klaim (setidaknya mampu upload dokumen), atau lebih amannya gunakan PC untuk proses ini. Beberapa kasus e-klaim gagal dikarenakan scan berkas tidak masuk, data error, dan ketidaklengkapan lainnya.

Untuk pengajuannya kita harus mengisi data-data di form yang tersedia di website tersebut, sediakan semua berkas sebagai panduan untuk mempermudah pengisian. Kita dibebaskan memilih kantor BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek) mana yang akan kita kunjungi untuk verifikasi. Pada tahap akhir pengisian form, kita diwajibkan mengupload dokumen yang sudah kita scan. Pada poin dokumen terakhir, saya gunakan Surat Keterangan Kerja yang menyatakan saya berhenti bekerja karena mengundurkan diri (tapi tetap menyimpan Surat Perusahaan Pada Depnaker untuk verifikasi nanti). Untuk poin pertama dokumen yaitu Formulir Pengajuan JHT (F5) tidak perlu kita upload, justru nanti form ini akan dikirimkan ke email jika pengajuan e-klaim disetujui.

Done upload. Submit.

e-Klaim JHT: Persiapan (Part 1)

Baiklah kita mulai dari mana ya? Oke. Begini, siapa yang baru saja resign? Atau pensiun? Mungkin artikel ini akan bermanfaat.

JHT yang kepanjangannya Jaminan Hari Tua, adalah program BPJS Ketenagakerjaan yang bermaksud untuk menyiapkan tabungan hari tua bagi karyawan yang pensiun, meninggal, atau cacat tetap. Tapi sejak tahun 2015, UU Ketengakerjaan yang baru mengizinkan karyawan resign untuk mencairkan JHT 100% satu bulan setelah non aktif sebagai pekerja. JHT ini adalah hak dari kewajiban iuran bulanan di slip gaji kita, coba tengok slip kamu, selain potongan BPJS Kesehatan, Program Pensiun, ada juga potongan JHT senilai 5,7% dari gaji dengan 3,7% dibayarkan oleh perusahaan dan 2% ditanggung karyawan. Jadi kalau dicairkan nominalnya lumayan dong ya. Ayeee... #abaikan

Sejujurnya saya baru mempelajarinya lagi setelah 'terinspirasi' pengalaman teman satu mess-satu kantor-satu perantauan dulu di Kalimantan, Deasy yang lebih dulu mencairkan JHT-nya di Semarang setelah resign. Saya awalnya tidak terlalu peduli untuk mencairkan JHT ini, ah paling-paling ribet, paling-paling dipersulit, paling-paling ga jelas... dan nada-nada kesinisan lain pada program-program pemerintah ini. Tapi setelah dipelajari lebih lanjut, googling, dan mencari info di website resmi BPJS Ketenagakerjaan, saya jadi semangat. Waaaah lumayan ini, kalau tidak dicairkan sayang uangnya... #emakemakbanget

Nah bagi kamu yang berminat intip-intip saldo JHT bisa coba buka link ini. Bagi pengunjung pertama kali, you should register your ID. Masih disimpan kartu Jamsosteknya sodara-sodara?

Wednesday, 27 January 2016

Dream Home: Tentang KPR CIMB Niaga Syariah

Memenuhi janji di post sebelumnya ini, akhirnya saya menulis tentang produk KPR yang kami ambil untuk membiayai sisa pembelian rumah baru.

Dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk mengambil KPR Syariah dibanding KPR Konvensional, sekali lagi terimakasih mbak Tikawe dan mas Onos untuk pencerahan awalnya.

KPR Syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan KPR Konvensional dalam hal syarat administrasi dan proses kredit. Poin perbedaannya terletak pada cara menghitung biaya kewajiban. Karena menggunakan sistem syariah, maka prinsip peminjaman tidak menggunakan "bunga" melainkan pembiayaan berbasis jual-beli (murabahah). Bank membeli rumah pada developer lalu menjualnya lagi pada saya dengan keuntungan bank. Saya membeli dari bank dengan mencicilnya setiap bulan selama masa tenor. Ibaratnya jual-beli sayur di pasar, pedagang membeli sayur dari petani sebesar Rp 3.000,-/ikat kemudian dia jual ke pembeli seperti saya dengan harga Rp 5.000,-/ikat, pedagang tersebut mengambil untung Rp 2.000,- untuk seikat sayurnya. Prinsipnya bank/unit usaha syariah ini menentukan keuntungan di awal. Keuntungan ini disampaikan di muka ketika akad, jadi pembeli mengetahui dengan jelas dan pasti setiap nominal cicilan yang akan dibayarkan selama periode waktu yang disepakati.

Bagaimana bank/unit usaha syariah menghitung keuntungannya? Mereka punya perhitungan sendiri dengan menetapkan margin untuk menghitung keuntungan. Dalam hal ini, saya memilih produk KPR syariah dari unit usaha CIMB Niaga yaitu PKR iB CIMB Niaga. Dengan tenor 15 tahun, CIMB Niaga Syariah menggunakan margin 9,5% untuk 5 tahun pertama dan 13,99% sisa 10 tahun berikutnya. Marketing KPR-nya, Pak Dedy, sedari awal ketika menghubungi kami, sudah memberikan gambaran nominal cicilan dari bulan ke-1 hingga bulan ke-120 dengan simulasi beberapa plafon pinjaman. Dijamin tidak berubah di masa mendatang, karena tidak terpengaruh suku bunga BI.

Friday, 15 January 2016

Random Review: PREMAN PENSIUN

Adakah yang suka nonton serial pendek ber-genre komedi di RCTI tiap sore berjudul "PREMAN PENSIUN"? Saya, salah satu penggemarnya. Serial ini sudah diputar sejak Januari 2015, namun baru sekarang saya tergugah untuk menulis tentangnya. :)


Saya sebenarnya bukan penikmat acara TV karena keringnya acara-acara menghibur versi "selera" saya. Tapi tanpa sengaja awal tahun 2015, saya menontonnya pertama kali. Sinetron berdurasi singkat, tidak sampai satu jam, dengan setting di Kota Bandung. PREMAN PENSIUN session pertama, menampilkan cerita seputar kehidupan para preman di Kota Bandung, jalanan-terminal-pasar dengan ketuanya adalah Kang Bahar -Alm. Didi Petet- dan tangan kanannya Muslihat -Epy Kusnandar-. Session dua cerita berkembang peralihan kekuasaan pada Kang Mus, karena Kang Bahar pensiun dan meninggal yang akhirnya menimbulkan konflik karena munculnya Gobang. Sempat break beberapa bulan, akhir tahun 2015 hingga sekarang cerita berlanjut di session ketiganya, Kang Mus dan preman-preman lawas pengikutnya mulai pensiun dari bisnis preman ini. Sinopsis detilnya, kalian bisa searching di Google, atau baca via Wikipedia (cukup lengkap).

Saya ingin menulis review ini dari sisi lain. Saya jelas bukan ahli di bidang perfilman, tapi saya penikmat, dan izinkan saya menyampaikan kekaguman saya akan serial pendek ini.


Saturday, 12 September 2015

Honeymoon Yang Tertunda: Explore Kepulauan Derawan (Part II)

Menyambung dari cerita honeymoon liburan singkat di Kepulauan Derawan sebelumnya baca di sini, setelah puas snorkling ria bersama makhluk laut yang lucu dengan biota alam yang indah, kami menghabiskan hari ketiga dan keempat dengan lebih banyak menikmati pantai (dan masih berenang juga). Setelah berenang, kami selalu tepar tidur pulas atau duduk santai sambil ngemil cemilan 'mahal'. Jelas ini adalah sebuah liburan, bukan honeymoon! HAHAHA -you should know what i means, dude-

Selasa, 25 Agustus 2015
Pagi itu udara sangat cerah, angin sepoi-sepoi dan riak ombak terlihat ringan. Sayangnya ketika cuaca sedang bagus-bagusnya, kami justru 'terombang-ambing' tidak jelas di penginapan karena kesalahan komunikasi antara tour guide dan motorist kapal. Jadi, pagi itu kami membuang waktu menunggu kapal yang ternyata sedang dibawa motorist entah ke mana, sehingga kami tak punya kendaraan untuk berkeliling pulau. Suami saya sudah beberapa kali menelepon penanggung jawab tur tapi nomornya tidak aktif, really dissapointed. Kami berdua bersama rombongan lain yang menginap di cottage yang sama akhirnya terlunta-lunta hingga waktu menjelang siang.

Untungnya ada hal yang menyenangkan untuk mengobati kekecewaan kali itu. Cottage tempat kami tinggal selain punya selasar di atas laut, lokasinya juga tepat. Perairan di bawah penginapan adalah tempat berkumpulnya penyu-penyu besar. Hari itu mereka sedang berkumpul di perairan dangkal, mungkin karena cuaca cerah mereka ingin berjemur LOL ^^ Saya mengurungkan niat untuk turun dan berfoto bersama penyu, karena malas ganti baju lagi nanti. Tapi suami saya tetap bersemangat nyemplung dan memaksa penyu foto bersamanya. Kata dia, tenaga penyu besar sekali sebesar badannya, susah payah ia menahan penyu itu agar mendekat ke dirinya.

dok. pribadi @nanabinhariyati

Honeymoon Yang Tertunda: Explore Kepulauan Derawan (Part I)

Yipiii... finally setelah menahan mupeng melihat teman-teman lain yang liburan kesana kemari ketika long weekend kemarin, giliran kami yang menikmati liburan di long breakfield periode ini. Hampir sebulan kami mengambil cuti untuk persiapan resepsi pernikahan di awal minggu. Lanjut istirahat di Madiun dan Garut masing-masing satu minggu, dan spare waktu untuk mencari rumah di Bekasi. Hingga akhirnya di penghujung periode cuti kami berenang cantik sambil bermandikan cahaya matahari di pantai-pantai Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
 
Sebelum cuti, kami sudah merencanakan dengan matang. Liburan kali ini bukan liburan ala backpacker yang serba spontan. Jadi kami memilih biro travel untuk membantu kami selama di sana. Internet menyediakan banyak pilihan, hati-hati pilihlah agen yang terpercaya dengan harga yang masuk akal dan masuk kantong. Biasanya paket tour Derawan dimulai dari Berau atau Tarakan
Singkat kata berikut ini itinary plus informasi yang sekiranya berhubungan selama jalan-jalan di Kepulauan Derawan selama 4H3M kemarin.
Minggu 23 Agustus 2015
  • Flight Balikpapan-Berau (Maskapai: Wings Air)
  • Bandara Berau-Pelabuhan Tanjung Batu via darat kurang lebih memakan waktu 3 jam (sudah ada yang menjemput, driver ramah suka bercerita & mobil juga bersih wangi)
  • Pelabuhan Tanjung Batu - Pelabuhan Derawan 0,5 jam dengan armada speedboat kapasitas 7-8 orang tapi waktu itu cuma diisi kami berdua dengan motorisnya saja
  • Check-in penginapan di Mitra Abadi Maju Bersama (cottage di atas laut tepi pantai dengan fasilitas AC, Kamar Mandi dalam, pemandangan penyu di bawah penginapan)
  • Makan malam di sebuah restauran (warung) yang seterusnya kami akan ke sana untuk makan pagi dan malam (kecuali siang makan kotakan karena di tengah laut)
    • Catatan: harga makanan minuman di Kepulauan Derawan relatif mahal (BACA: SANGAT MAHAL) jadi lebih baik cari travel yang menyediakan paket include packmeal. Jika memungkinkan bawalah cemilan dari kota asal karena harga di toko-toko sekitar sana tergantung penjual.
  • Kami mendapat satu tur guide yang akan menemani selama snorkling dan jalan-jalan di sekitar kepulauan Derawan, mereka jugalah yang akan menyediakan fasilitas dokumentasi (termasuk dokumentasi under water)
  • Free session untuk hari ini, istirahat atau jalan santai di seputar pulau Derawan bisa jadi pilihan wisatawan
dok. pribadi @nanabinhariyati

Saturday, 29 August 2015

Create (Y)Our Own Wedding

Bicara tentang menikah, salah satu yang menjadi pertimbangan pasangan yang akan menikah adalah biaya menikah.
 
Sedikit lucu sih karena sesungguhnya menikah itu tidak butuh biaya, kata orang Jawa mah: "syaratipun mung kalih, kalih sinten?" (susah di bahasa indonesiakan agar seirama). Intinya sih menikah hanya butuh pasangan, yang menikahkan, saksi, dan legalisasinya. Tapi sudah seumumnya menikah itu selalu dibarengi dengan acara resepsi pernikahan yang konon jadi momok biaya besar menikah. Benarkah?
 
Saya dan suami, memutuskan menikah sah secara agama dan hukum lebih dulu. Rasanya plong. Menyusul dua bulan kemudian kami baru melangsungkan resepsi. Banyak manfaat yang kami rasakan dengan mendahulukan akad nikah jauh-jauh hari sebelum resepsi, salah satunya adalah kami punya waktu, tenaga, dan biaya yang cukup untuk menyiapkan W-Day tanpa merepotkan siapapun!
 
Jadi dari awal pencarian vendor keperluan resepsi hingga hari H kami masih mengurus secara mandiri, tentunya juga didukung dengan bantuan saudara-saudara. Susah? Bangeeeeet. Tapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan, buktinya kami bisa melakukannya walaupun pas hari H di atas panggung pelaminan, kami masih pegang radio HT untuk koordinasi acara dengan MC dan koordinator acara. Hahaha.
 
Jadi apa saja yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan resepsi? Cekidot.

Thursday, 16 July 2015

Book Review: Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Ah kembali lagi buku Tere Liye menarik hati saya untuk dibaca dan ditulis ulang review-nya. Saya jatuh cinta pada "khayalan" Tere Liye dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup.
 
Kesan pertama buku ini: ah kisah cinta picisan sepertinya, judulnya terlalu biasa. Tapi sekali lagi saya tertipu tampilan luarnya, buku ini jelas berbeda dari novel kebanyakan. Ia menceritakan tentang proses mencari tujuan hidup, menyiapkan kematian, menerima musibah, dan manfaat baik lainnya yang dibungkus rapi melalui cerita-cerita tokoh utama, Reihan atau Rey #spoiler.
 
Buku ini menggunakan alur maju mundur, lompat dari satu timeframe ke timeframe lain, kadang bahkan menceritakan tokoh lain dengan setting tempat yang sama di waktu yang berbeda. Harus jeli. Tapi semua itu justru menyenangkan, membuat kita menebak-nebak potongan puzzle yang cocok untuk merangkai satu gambar utuh. Begitu pula buku ini menceritakan sepotong-potong kisah untuk satu rangkaian cerita besar yang mengandung banyak jawaban hidup.
 
Sejujurnya saya sempat mendesah kecewa ketika menemukan setting salah satu cerita yang mirip adegan film India berjudul Mohabatten, dengan latar bangsal rumah sakit, perempuan-pria, anak-anak, dan balon. Di akhir buku, kisahnya berjalan cepat, sekian tahun kemudian, sekian tahun berlalu, tak terasa berjalan tahun-tahun berikutnya, dan kalimat sejenis yang menunjukkan adanya percepatan cerita.
 
Buku ini sebenarnya sangat religius namun tak kentara karena tidak menuliskan satu ayatpun secara terang-terangan seperti buku genre religi lainnya. Buku ini menceritakan tentang proses seseorang menemukan jawaban tentang keberadaan Tuhan, mendeskripsikan hubungan manusia dan Tuhan sebagai pusat dari segalanya, yang seringkali dirasa bertanya-tanya mengapa takdir hidup begini dan begitu. Jawaban hidup PASTI dijawab olehNya, tapi mekanisme jawabannya berbeda-beda cara dan waktunya.
 
Jika disuruh memberi rate pada buku ini, saya mimilih 4 out of 5 stars. It's worth!
dok. pribadi @nanabinhariyati

Saturday, 27 June 2015

Short Escape: Kamojang Green Hotel & Resort



I'm back
Seminggu sudah saya dan suami kembali menjalani rutinitas di site, banyak hal baru untuk periode dinas ini: rumah kontrakan. It means everything is handled by our selves, yes we have no premium facilities, no free meal-water-eletricity more. Tapi kali ini saya tidak mau menulis tentang itu, saya mau bayar hutang menulis review jalan-jalan singkat cuti lalu. Cekidot!
 
Setelah akad, kami tidak punya banyak waktu untuk honeymoon selayaknya pasangan baru menikah lain. Sehingga kami memutuskan untuk 'kabur' singkat di Garut, kota kelahiran suami.
 
Adalah Kamojang Green Hotel & Resort yang menjadi pilihan kami kala itu. Sejujurnya tempat ini bukan tujuan awal, angan-angan kami sebenarnya ingin menginap di Kampung Sampireun. Konon katanya, Sampireun termasuk dalam 10 The Most Romantic Place in Indonesia versi link ini. Kami jatuh cinta pada gambar-gambar yang ditampilkan mesin pencari Google, dan yang paling penting lokasinya di Garut, kami tak perlu tambahan ongkos untuk transport ke kota lain.
 
Setelah empat hari di rumah Garut, kami mulai merencanakan 'short escape' ke sana. Dari hasil rekomendasi bi' Kiki, kami mulai mengenal Kamojang Green Hotel & Resort. Usut punya usut, hotel resort ini memang baru launching di akhir tahun 2014. Konsep dan suasananya tidak jauh berbeda dari Sampireun karena lokasinya juga berdekatan, dan nilai plus-nya mereka berani memasang harga lebih miring. WOW! Mendengar kata 'harga miring' kami langsung berbunga-bunga, sehingga kami putuskan untuk sight seeing terlebih dulu sebelum memutuskan menginap di sana.

Monday, 11 May 2015

Book Review: Ayahku (Bukan) Pembohong

Satu lagi tulisan Darwis Tere Liye yang epik, sebuah karya fiksi yang cerdas. Beliau selalu bisa menanamkan nilai tanpa menggurui, mendidik tanpa mengajar.

Seorang anak dibesarkan oleh cerita-cerita ayahnya. Cerita tentang perjalanan hidup ayahnya ketika masih muda, perjalanan yang memberi beliau pemahaman hidup yang berbeda. Cerita-cerita itu kadang terdengar tidak nyata, tapi ayahnya tak pernah berbohong. Hingga akhirnya ketika sang anak beranjak remaja, sebuah peristiwa yang merenggut kepercayaannya akan cerita-cerita sang bapak terjadi.

Jadi, nyatakah semua cerita-cerita bapaknya selama ini? Kalian akan paham setelah membacanya. Seiring lembar demi lembar cerita dibaca, kita akan sadar, bahwa selama cerita itu menarik didengar dan mengilhami pendengarnya, kita akan berhenti mempermasalahkan nyata atau tidaknyata-nya cerita sang bapak.

---
7 of 10 stars

Tuesday, 24 March 2015

Lirik dan Download OST Nic And Mar (Mobile Movie LINE)

Hari ini,
Beda dengan hati-hari menulis lainnya, saya tidak sedang ingin curhat atau menulis tentang buku. Saya sekarang mau berbagi lirik 2 lagu yang secara khusus dibuat untuk film pendek (commercial mobile movie LINE lebih tepatnya) yang judulnya "Nic And Mar".
 
Sudah 2 minggu berjalan, episode baru Nic And Mar disiarkan melalui channel Youtube LINE INDONESIA setiap Kamis dan Jumat. Saya tidak hendak bercerita tentang isi film, langsung tonton di tkp saja ya. :)
 
Ini lagu pertama yang dikeluarkan untuk film Nic And Mar, judulnya Far Away. Lagu ini dinyanyikan oleh musisi indie asal Inggris, Simon Adams. Lagunya pas dengan situasi Nic dan Mar ketika pertama kali berjumpa setelah sekian lama berpisah, mantan yang bertemu kembali ceritanya. Tapi saya lebih suka menghayatinya sebagai dua orang asing yang kemudian bertemu dan sadar bahwa masing-masing seperti bukan orang asing lagi. Silahkan download free mp3 di sini. Berikut liriknya:
 

Far Away
Far away
Far away from where we were
Each of us were hiding for so long
Far away
Far awat under the stars
When I close my eyes I see your smile
If now'a my last chance to make it right
Stand tall stay with me so we can see the light
If I told what I could not say
If I showed all and let you in
If I opened up my heart and spoke my love for you
Would you walk with me till the end
When we'll end up being more than friends
We'll go hand in hand
Till you understand
Here I am
Far away
Far away from where we were
Maybe now it's time to open up
Far away
Far away under the stars
All it takes is saying what we feel
Tell all
Stay with me it will be alright
Far away
Far away yet here we are
Will we try and make it right this time
 
Lagu kedua, ini favorit saya. Lagu berjudul When You Are Near ini dinyanyikan oleh musisi indie Marion Grace. Saya suka lagu ini, seperti mewakili isi hati saya saat ini. Saya menemukan orang yang mampu 'mengalahkan' ego saya. Dia yang mulanya bukan siapa-siapa, sangat bukan siapa-siapa, dalam sekejap muncul dan menjadi orang yang menghilangkan trauma, ketakutan, dan kekhawatiran yang tak beralasan itu. Oke saya kebablasan curhat. Jadi yang mau download free mp3nya bisa langsung klik di sini. Berikut liriknya:
 

When You Are Near
I've realized I am not lonely when you are near
And despite me and all of my doubt, gone is my fear
I am made warm by your care
I was disarmed so slowly
For you, my heart goes untied
You chase away all of my pride
I would give you everything I have
Coz I want you here by my side
Just tell me how you feel and I'll
Open up my heart wide to you
I see that I cant go back now
Not now you're here
Life was cold before what we
We have now something, don't we?
For you, my heart goes untied
You chase away all of my pride
I would give you everything I have
Coz I want you here by my side
Just tell me how you feel and I'll
Open up my heart wide to you
I've realized I am not lonely
I hope you stay near
 
Semoga bermanfaat buat yang sedang mencari lirik dan mp3-nya, mungkin ada yang berminat meng-cover lagunya atau membuat kejutan untuk pasangannya dengan lagu ini. That's a great idea!


Sunday, 22 February 2015

Book Review: God, Do You Speak English?

Hal pertama yang menarik dari buku ini adalah judulnya "GOD, DO YOU SPEAK ENGLISH?". Penulis memilih judul yang menggelitik penasaran saya, bercerita tentang apakah buku ini? Tentang Tuhan? Dari sisi mana dia akan menceritakan Tuhan? Saya semakin tertarik ketika membaca satu kalimat penjelas di bawah judul besarnya, "Perjalanan Penuh Emosi Tiga Sukarelawan Indonesia di Tajikistan, Bangladesh, dan Guyana". Saya menebak tulisan ini akan menceritakan perjalanan spiritual di beberapa negara, negara yang identik dengan problem kemiskinan dan konflik. Judul buku ini diambil dari cerita salah satu sukarelawan yang juga penulis pertamanya, Jeff Kristianto.

Buku ini kebetulan bukan milik saya, saya meminjamnya dari rak buku teman satu mess d site, Mbak Eka. Pilihan saya pada buku ini tidak salah, tapi juga tidak tepat sesuai dugaan. Buku yang ditulis oleh tiga penulis ini bukan sejenis buku spiritual agama, walau mereka memilih menggunakan kata "tuhan" dalam judulnya, buku ini lebih ke arah pencarian jawaban untuk kondisi sulit yang mereka temui selama perjalanan fisik di negara-negara tersebut. Karena ditulis oleh tiga orang berbeda, gaya bahasanya pun juga tidak sama. Sejujurnya, tak semua penulis dalam buku ini 'asyik' dalam menceritakan kisahnya. Tapi sejauh ini, buku ini tepat menambah koleksi dan perbendaharaan genre dalam katalog pustaka kita.

Bagian menarik lainnya dari buku ini adalah, kisah-kisah yang tidak akan kita temui dengan mudah lewat kehidupan sehari-hari atau bahkan tayangan tv sekalipun. Mereka bercerita tentang kondisi negara yang mereka kunjungi, apa-apa yang sedang mereka kerjakan sebagai proyek bantuan untuk warga negara tersebut, hingga tantangan yang mereka hadapi selama berada di negara yang 'tidak aman' itu.

Satu hal positif lagi dari membaca buku ini, kita seharusnya lebih banyak bersyukur tinggal di Indonesia, yang walaupun (katanya) macet, banjir, korupsi merajalela, serba mahal, politisi tidak profesional, dan segudang masalah lain; tapi setidaknya kita masih bisa menikmati teh di sore hari tanpa ketakutan disasar peluru tak bertuan. Kita masih bisa menonton tv, menertawai hal-hal lucu do negeri ini tanpa takut kelaparan. Kita bersyukur setiap hari masih bisa menutup malam dengan tidur di tanah merdeka, bukan sengketa.


---
7 of 10 starts

Thursday, 5 December 2013

Bukan Fiksi Hanya Berbagi Inspirasi

Ini bukan fiksi, namun cerita aslinya tak senyata ini…

Seorang anak perempuan, lahir dengan perbedaan suku bangsa. Ayahnya adalah mantan serdadu, yang kemudian pensiun dan menjadi tukang cukur. Mata pencaharian itu jelas tak cukup membiayai keluarga, hal ini memaksa sang Ibu turut bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Hidup keluarga kecil ini tak kunjung membaik, justru semakin suram. Di usia anak perempuan yang masih sangat kecil itu -usia di mana dia bahkan belum mampu mengingat detil dan merasakan pahit jalan kehidupannya-, ayah dan ibunya memutuskan bercerai. Masing-masing hilang mencari peruntungan di daerah lain dan si Ibu meninggalkan anak perempuannya kepada sang nenek. Mereka tinggal di lingkungan yang miskin dan kumuh. Namun kondisi memprihatinkan tersebut tidak mengurangi semangat hidup anak perempuan ini. Dia sangat suka membaca, di usianya yang ketiga dia sudah mampu merangkai huruf menjadi untaian kalimat, dia senang sekali membaca apapun dengan keras-keras.

Hingga sebuah cobaan datang kembali, di usia anak itu yang ke-9 dia harus mengalami sebuah peristiwa yang mengubah hidupnya, pelecehan seksual. Dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya sendiri bersama teman-temannya, tak hanya terjadi sekali namun berulang kali, kejam.  Di usia 13 tahun, anak perempuan itu harus menerima kenyataan hamil. Membayangkannya saja tak sanggup, di usia 13 tahun, mengandung seorang bayi dan berjuang sendirian menahan malu dan trauma yang sangat menyakitkan.   Tepat 9 bulan mengandung, dia akhirnya melahirkan, namun sayang 2 minggu setelah lahi, bayi si anak perempuan itu meninggal.