Pages

Showing posts with label writingchallenge. Show all posts
Showing posts with label writingchallenge. Show all posts

Monday, 9 May 2016

#BahagiadiRumah : Doing Simple Things is a Way of My Quality Time

Lima hari dalam sepekan, saya bangun sebelum subuh, menyiapkan bekal sarapan suami yang harus sudah berangkat ke tempat bus shuttle-nya pk 05.00 WIB. Begitulah kami newlyweds memulai rutinitas setiap harinya. Kami baru menikah dan pindah ke Jakarta (Bekasi, exactly). Hari ini tepat lima bulan kami menempati rumah sendiri. Bahagia? Sangat. Rempong? Iya juga.

Setelah officially resign bekerja, saya praktis menghabiskan waktu mostly 24 jam di rumah. Banyak teman penasaran yang bertanya? "Kalau lagi di rumah ngapain aja, Na? " secara sebelum menjadi ibu rumah tangga, saya dikenal sebagai perempuan aktif sejak masa sekolah, kuliah bahkan kerja pun memilih di tengah hutan, berada di antara kerasnya dunia pertambangan. Awalnya saya "jetlag" terkaget-kaget dengan kebosanan, tapi semakin ke sini saya menikmatinya. Di tengah rutinitas pekerjaan ibu rumah tangga yang tidak sedikit, saya menyempatkan untuk beraktivitas lain yang bisa membuat bagagia. Apa yang membuat saya #BahagiadiRumah ? Coba cari tahu pengalaman saya menemukan kebahagiaan di rumah, mungkin kamu bisa menirunya.


Saturday, 5 December 2015

Sedewasa Anak Kecil Dalam Memaafkan

Sudah hampir satu minggu saya tak menyapa adik saya, Ambar. Ia saat ini memasuki tahun kedua kuliah dan sejak tahun pertamanya ia sudah ikut tinggal bersama kami, saya suami dan anak perempuan saya Bintang yang baru berusia 7  tahun. Kebetulan rumah kami berada di kota tempat Ambar menempuh sekolah sarjananya sehingga Ibu menitipkan Ambar bersama saya. Pagi setelah saya mengantar Bintang ke sekolah, sambil memasak, saya masih mengingat-ingat kemarahan saya malam itu.

*

Saya kehilangan uang dengan nilai yang tak sedikit siang itu. Uang yang rencananya akan saya gunakan untuk belanja bahan dapur menyiapkan pesanan catering sebuah perusahaan. Saya panik. Uang itu raib sehari sebelum pesanan diambil. Saya jelas tak akan meminta pada suami karena gajinya sudah habis untuk membayar cicilan, kebutuhan rumah tangga dan asuransi pendidikan Bintang. Terakhir saya ingat uang itu masih di laci kamar saya, rapi terbungkus amplop putih. Hingga malam menjelang, saya tak berhasil mengumpulkan uang dengan jumlah yang sama. Saya membelanjakan seadanya, dan buru-buru menghubungi pemesan catering. Alhamdulillah, mereka memaklumi dan menerima apapun menu catering yang akan saya siapkan. Tapi dalam hati, saya masih dongkol dan kecewa.

Esok malamnya, ketika kami sekeluarga bersama menonton tv, tiba-tiba Ambar menghampiri saya. Dia datang membawa pengakuan yang mengagetkan. Rupanya uang modal catering diambil oleh Ambar diam-diam untuk membeli hp baru, iphone seri terupdate. Saya makin marah. Saya tak habis pikir dengannya. Dia selama ini hidup dengan gaya mewah padahal kehidupan kami serba terbatas. Biaya kulihnya masih ditanggung Ibu, sementara uang sakunya kami beri tak lebih tak kurang, cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanannya. Dan sekarang apa? Dia mencuri uang saya hanya untuk membeli hp baru. Ambar berkali-kali memohon maaf dan mengatakan bahwa ia tak bermaksud mencurinya, ia hanya ingin meminjam dan bernecana mengembalikan ketika uang beasiswanya cair. Ambar berkelit ia tak tahu bahwa uang itu akan dipakai untuk modal catering saya.

Saya pergi meninggalkan percakapan malam itu lebih dulu, masuk ke kamar, dan menangis marah. Sejak kecil, Ambar selalu mendapatkan apa yang ia mau lebih mudah. Ia lahir dan besar ketika keluarga Bapak dan Ibu sudah lebih mapan. Berbeda kondisinya dengan masa kecil saya, saat itu Bapak baru mulai usahanya dari nol, jatuh bangun untung rugi dialaminya bertahun-tahun. Saya heran, mengapa adik saya tak kunjung dewasa dan mandiri. Sudah lama saya perhatikan Ambar terlalu jauh mengikuti gaya hidup mewahnya, keluar masuk mall menenteng kantong belanja, isi kamarnya penuh gadget terbaru yang sedang nge-tren di kalangan anak muda.

Sudah, biarkan kali ini jadi pelajaran untuknya. Saya tidak akan memaafkannya. Saya juga tidak akan lagi memedulikan kebutuhannya. Dia harus tau bagimana sulitnya mencari uang.

**

Bintang pulang sekolah lebih awal karena ada ujian akhir untuk kelas 6 SD di sekolahnya. Setiap hari ia selalu bercerita banyak hal yang dialaminya di sekolah. Kali ini, Bintang berceloteh tentang sahabatnya Fiyo. Saya mengenal Fiyo sebagai teman sebangku Bintang, sejak TK mereka sudah berteman dan sekarang pun satu kelas di sekolah dasar. Bintang bercerita, hari ini ia tak makan siang karena bekal yang saya berikan untukknya dimakan Fiyo. Bintang awalnya tidak tahu kalau makanannya diambil Fiyo, Bintang kehilang bekal di dalam tasnya ketika jam makan. Namun beruntung, hari itu Ibu Sinta guru Bahasa Indonesia membagikan kue dalam rangka ulang tahun anaknya. Ketika pulang sekolah, Fiyo menghampiri Bintang mengembalikan bekal yang nasi dan lauknya sudah habis. Fiyo minta maaf karena makan bekal Bintang tanpa seizin Bintang, dia kelaparan karena tak sarapan dan malam sebelumnya hanya makan mie.

Saya cukup terhenyak mendengar cerita Bintang. Ada sedikit kekesalan dalam hati saya, anak saya tak makan karena temannya, saya sudah berpikir ingin menemui ibu Fiyo besok di sekolah ketika mengantarnya. Tapi kemudian Bintang meneruskan ceritanya, yang pada akhirnya meluluhkan hati saya.

“Mama, tadinya Bintang sedih ketika Fiyo mengambil bekal makan Bintang. Tapi Bintang lebih kasihan kalau dia tak makan apapun seharian. Jadi Bintang waktu itu langsung peluk Fiyo, Bintang maafin Fiyo, karena Bintang ngga mau kalau musuhan sama Fiyo ma. Fiyo kan sudah minta maaf ya ma, jadi masa Bintang masih marahin lagi. Alloh aja selalu maafin Bintang kalau Bintang dosa ketinggalan sholat subuh. Bener kan ma?”

Saya terhenyak. Tepat sekali apa yang Bintang katakan. Allah saja Maha Pemaaf, mengampuni dosa-dosa setiap manusia. Mengapa saya yang seorang manusia tak sempurna ini begitu kukuh menyimpan dendam dan tak memaafkan seseorang, bahkan bukan pada orang lain melainkan saudara sendiri. Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua, menerima maaf setelah minta maaf dan menyesali kesalahannya. Malam ini saya akan berbicara dengan Ambar, saya tak perlu mengajarnya dengan amarah seperti ini. Saya akan memaafkannya untuk kemudian bisa kembali dekat dan menasehatinya dengan penuh kasih. Terkadang saya malu, sebagai seorang yang mengaku dewasa, ternyata justru tidak lebih dewasa dari anak kecil dalam memberi maaf dan mengasihi sesama. Saya peluk Bintang erat-erat, saya gendong meski beratnya tak lagi ringan. Dia tertawa ceria sekali.
“Terimakasih Bintang, mama belajar banyak hal darimu.”


***



Tulisan ini diikutsertakan dalam
Lomba Cerita Inspiratif (CERIA) “Gebyar Maulid Nabi 1437H Masjid Al Kahfii PAMA”
Tema: Celoteh Anakku Penuh Makna

Wednesday, 8 July 2015

Puasa Sehat Bugar, WHY NOT!


Officially, ini puasa pertama saya setelah menjadi mualaf. Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan umat muslim selama 1 bulan penuh. Dulu saya membayangkan betapa sulitnya puasa ini dijalankan, tidak mengkonsumsi apapun sejak subuh hingga maghrib, di Indonesia sendiri ini masih tergolong ringan karena dijalani selama 13 jam, sementara di negara lain bisa mencapai 20 jam (Denmark, contohnya) karena durasi matahari terbit dan tenggelamnya cukup lama. Tapi kekhawatiran saya ternyata salah, setelah menjalaninya tak terasa 20 hari terlewati tanpa suatu kendala. Alhamdulillah.
Metabolisme tubuh jelas berubah selama bulan puasa karena menyesuaikan aktivitas dan asupan makan-minum. Menurut saya kunci keberhasilan menjalankan puasa dengan sehat ini adalah air. Iya air, air disebut sebagai zat gizi terbanyak dalam tubuh manusia. Fungsinya beragam mulai dari pengaturan suhu tubuh, kelembapan kulit, hingga pengangkutan oksigen dan zat penting lain di dalam sel. Nah, tolok ukur keseimbangan air di dalam tubuh biasa dikenal dengan istilah hidrasi.

Sehari-hari di luar bulan puasa, saya sudah membiasakan diri untuk mengonsumsi air minimal 2 liter dengan patokan saya harus menghabiskan 1 botol AQUA ukuran 1,5 liter selama jam kerja di kantor (dari jam setengah 7 pagi hingga setengah 5 sore), dan 1 botol AQUA ukuran 600 ml di rumah ditambah beberapa gelas dari dispenser. Itu trik yang saya pakai untuk mengukur apakah air yang saya minum sudah cukup atau belum. Beruntungnya, di kantor selalu ada yang menjual AQUA dalam berbagai kemasan sehingga memudahkan saya untuk mendapatkannya. Begitu memasuki bulan puasa, saya sempat bingung bagaimana menggantikan kebutuhan air jika selama 13 jam kita tidak diperkenankan makan dan minum? Dan saya menemukan jawabannya melalui iklan komersil produk AQUA bahwa anjuran minum air putih selama bulan puasa bisa menggunakan formula 2+4+2 yaitu 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam, dan 2 gelas saat sahur.

Sunday, 8 February 2015

EF#5 What Is BEC To You?

Finally I did it, run chasing into the update theme of #EnglishFriday, "What Is BEC To You". In fact, I just joined less one month ago, and unfortunately it was late to join in group WhatsApp.

BEC is like a new adventure comic for comic reader, an updated PES for gamer or beautiful island for traveller, so do BEC for me. When you love doing something like your hobbies, you learn and enjoy as well.

It's my first time joining #WritingChallenge, previously I wrote based in mood, but for this, I "force" myself to accept weekly challenge and write for it. It's so exciting and surely it's useful to upgrade my English writing skill. I'm now on progress preparing IELTS Test. As we know, IELTS is more complex but result more objective since it has own section test: listening, writing, reading, and speaking. I hone writing as well here through BEC #EnglishFriday.

I wish some next improvement for BEC:

  1. There're more intense tutoring English writing skill (vocabulary or grammar)
  2. Everyone has to correct (or give any suggestion) for another's post so we learned each other in change.
  3. Scheduled meeting club sounds cool, doesnt it? Can't wait to make a new friend from BEC.


Good luck for all BEC members.
Salute for the founders.
See you in top.



===
Best regard from me, first greeting,
Nana.

Wednesday, 4 February 2015

EF#4 Grab A Tool From Doraemon’s Magic Pocket!

Hahaha, Doraemon's virus is everywhere, even in this BEC. Accept the challenge!
If possible, I'd take Doraemon itself to accompany me rather than pick only one tool from his pocket. As mentioned in Doraemon's lyrics (Indonesia version), I desire many wants.

🎶Aku ingin begini - Aku ingin begitu - Ingin ini itu banyak sekali - Semua semua semua dapat dikabulkan - Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib🎶

But the most I like is, "Pintu Kemana Saja", tool that I know most everyone also want it. I have been working in mining job site since 1,5 years ago. The location -although it's not remoted area- is far away from my hometown. It is located accross the seas, Kalimantan. Obviously, I was working there while my parents, family, friend, and partner (used to be my love partner) live in Java. I missed some moments: when my mother in her sickness, high school reunion, outside vacation, saturdate, premier box movie, concert, club meeting, etc. For that any reasons, I need Doraemon's Everywhere Door. I won't skip any moments. I could go easily and CHEAPER.

Then, answering my dream, I could go anywhere over the world anytime. Can you imagine that in the morning I'd have breakfast of best sushi in Tokyo, go to Old Trafford Manchester at noon for supporting my fav football club Manchester United, and closed by dinner under Brokklyn Bridge while seeing East River, New York skyline, and the Statue of Liberty. Aaaakkk, it will be wonderful.

Ok, let's back to the reality. Wake up, first. =D

Sunday, 1 February 2015

EF#3 Gadget Affects Our Life

Yeay, it's the second week theme of English Friday BEC, "Gadget Affects Our Life". I should post on time next chance.

Nowadays, gadget is a kind of primer need as well as meal and housing. People  in various age use gadget in their life. Show me if you can find any society without gadget. It will be tough, I think.

To describe how gadget affects human life, I'd explain in short comparison of the era before and after the existing of gadget. The definition of gadget itself is widely numerous so I make it spesific as mobile phone and computer.

==

[Before Gadget's Era]
It took longer to communicate with people in far miles away from us. You needed to write a letter first then wished a postman to help you taking your letter into someone. Even, long time ago, you depended on a bird just to take your letter.

Everything was done manually, from basic activities like writing, counting, reading till spesific activities like trading, searching information, chatting, or gaming.

But, in that time, people were in high intense communication even it needed more effort, because they talked each other directly. Then, since eveything was not easy done, people appreciated every detailed process, and they got more comprehension. In that time, people was living depend in each other.

You got the point, didn't you?


[After Gadget's Era]
Life is significant easier because of gadget. I won't explain more what we can do with gadget, because we experience it, even I could post this blog because of gadget. In addition, gadget is manifestation of progressive intelligent of human.

Unfortunately, the headway of gadget isn't balanced to attitude of society. The sophisticated of technology obtains instant and selfish mental ill. Hardly to admit it, sometime we lost a quality relationship because of gadget.

Besides, the acceleration of news spreading in this era make us too lazy re-check the truth of information. We receive information -and easily we called it knowledge- from wide sources, both credible and uncredible source. We know a lot of matters but little of understanding. It's not for every people indeed, but commonly happen in society.

==

So, what I can conclude from this post is, gadget affects human way of life both in positive and negative side. After you know that facts, it's your choice how u use your gadget wisely.

Waaaw, I was surprised for what I just write btw... :D

See you next week!

Saturday, 31 January 2015

EF#2 What Is Your Wildest Dream

For me, it's the most difficult theme for first three weeks joining #EF. I can't make up my mind what should I tell about wildest dream.

"Wild" in English-Bahasa Indonesia dictionary means liar, gila, sembarangan, sembrono. I rather choose "gila" as the meaning of "wild" in this theme. I'm curious why they use term of "wildest dream" instead of "greatest dream".

My wildest dream I think is, there is no war over the world. I call it wildest dream because I really know people will tell me a crazy person thinking impossible dream. But can you imagine that there is a world without war, whole of civil live in peace. U might see black man hold a white man's hand, the curly hair one hug the straight hair one, we live in time when a difference doesn't matter anymore. There will be warmth and healing in Gaza, Palestine, Burma, Afrika Tengah and all the war zones on earth. There is nothing to kill or die for. There is no district fight or self interest. So, what do you think about this my (wildest) dream?

Second,  I dream for travelling arround the world. I wish for visiting countries as many as possible. It's more realistic dream that I can try to achieve. Wish me luck. :)

🎶
There's A Place In Your Heart
And I Know That It Is Love
And This Place Could Be Much
Brighter Than Tomorrow
And If You Really Try
You'll Find There's No Need To Cry
In This Place You'll Feel
There's No Hurt Or Sorrow
There Are Ways To Get There
If You Care Enough For The Living
Make A Little Space
Make A Better Place
(Heal The World - Michael Jackson)🎶

Monday, 26 January 2015

EF#1 Word(s) For 2015

Based on this post before, I start to chase left themes for English Friday. Since BEC was just formed in 2015, the first theme of English Friday is dedicated for 2015, it is "Word(s) For 2015".

I leaved 2014 with so many dramatic scenes of life. I got pathetic surprise in (my) December. But, then I realized that my problems weren't as big as those. I could feel the presence of majesty of Allah.

I would start my 2015 with special word(s)
MOVE UP

When people pass the hardest of their life, they need to move on. The process of moving on is necessary to accept their past and start over new page. For me, it has to be more than (just) move on. I must go move up. It means being better, achieve higher, feel more precious moment in next future -2015-.

The second term of move up, I think, I want my 2015 is a year for me to close by Allah, the one and only God. It means that I should improve -me and Allah- relationship.

In my mind, when I desire a huge wishes, it's not right that I never asked Allah with a way of Allah wants from me. So, "move up" isn't just an effort to cure the pain, but it's to welcome a new of me.

I'll be stuggle.
Welcome, 2015

Sunday, 25 January 2015

Let's Join Blog English Club!

Setelah migrasi blog ke sini, frekuensi menulis meningkat, mungkin juga karena dipengaruhi suasana hati.

Berhubung saya sudah lelah menulis hal-hal resah, saya memutuskan untuk ikut #writingchallenge yang biasa diadakan komunitas blog. Kali ini saya mau ikut Blog English Club karena saya terhitung telat join jadi cuma bisa berpartisipasi di program English Friday-nya. Langsung ke tkp link untuk tahu lebih detil tentang BEC dan program #EF-nya.


Intinya, setiap minggu akan ada tema khusus untuk postingan blog, syaratnya harus ditulis in English. Nanti blog terpilih wajib untuk melakukan recap dari seluruh postingan member BEC. Tujuannya jelas untuk mengasah English Competency (utamanya, Writing Skill).

Kalian, readers, sangat diperbolehkan memberi masukan kalau ada kata/kalimat yang salah penulisan typo, grammar, atau ada rekomendasi vocab lain.
Enjoy!