Pages

Monday 29 June 2015

Cerita Dapur Nana: Dari Rice Cooker Hingga Kompor Listrik

Saya dan suami kembali ke site di hari kedua bulan Ramadhan. Setelah perjalanan yang melelahkan -berangkat pagi subuh dari Garut ke Bandung, naik pesawat Bandung ke Balikpapan, menyebrang laut dengan speed boat ke Penajam, diakhiri dengan transportasi bis ke Batu Kajang selama 4 jam- akhirnya kami sampai di kontrakan pk20.00 WITA. Hari pertama yang sangat melelahkan. Pindahan dadakan. Kami bergegas memindahkan beberapa barang dan memberesi isi rumah kontrakan. Jam 11 malam kami baru bisa mulai istirahat. Barang-barang pertama yang ada di kontrakan: kasur dan bed cover-nya, rice cooker, kompor gas (tanpa tabung gas), dan beberapa helai pakaian serta seperangkat alat sholat.

Itu intro sekaligus curhat tentang lelahnya hari pertama pindahan (yang masih tahap 1, karena ada banyaaaaaaaakkkkk barang yang belum dipindah). Kembali ke judul, karena ini bulan puasa kita membutuhkan asupan makanan ketika buka dan sahur. Sahur pertama di kontrakan, kami masih membeli nasi goreng jawa yang kami hangatkan di rice cooker menjelang sahur.

Ide memasak dengan rice cooker karena saya terinspirasi beberapa artikel di blog ketika googling cara memasak nasi dengan rice cooker. Yes, that's me. Sebelumnya, saya hampir tidak pernah memasak, kecuali kalau memotong sayur dan bumbu dapur disebut sebagai aktivitas memasak. Di rumah, mama memang jarang memasak, dapur sudah penuh sendiri dengan masakan bakso sehingga tidak memungkinkan memasak lagi. Tapi saya bertekad, apapun yang terjadi saya harus memasak! Suami dan anak saya harus kenyang dari makanan yang saya buat.

Maka keesokan harinya, saya mencoba memasak. Pagi hari saya sibuk membeli peralatan dapur seadanya: pisau, talenan, teflon, sotil, dan sejenisnya. Lanjut belanja bahan ke pasar. Saya beli bumbu dapur dalam jumlah cukup banyak: trio bawang, cabai merah, cabai rawit, garam, gula, tak lupa menyisipkan sayur, tahu dan telur. Semua saya lakukan tanpa sepengetahuan suami yang sedang bekerja, this is a gifted surprise!
Hari sudah cukup sore ketika saya mulai memotong bahan masak. Saya menyelesaikan sebuah lemari portable terlebih dulu, menyapu mengepel dan memasang karpet kemudian sebelum memutuskan memasak. Dalam hati saya, "suami pulang semua harus sudah bersih, rapi, wangi!"

Saya mulai menanak nasi dulu, dan itu adalah pengalaman pertama saya. Silahkan tertawa, hahahaha. Anak gadis 25 tahun belum pernah memasak nasi sebelum menikah, bukan prestasi yang membanggakan. Readers, dont do the same! Saya kira-kira semua jumlah air dan beras untuk satu kali makan. Alhamdulillah tepat! Hahahaha.

Untuk soal menu masakan, saya serahkan pada feeling dan resep ala Cookpad. Saya tidak bisa mengukur sekian gram sekian mililiter karena tak ada takarannya, saya juga tidak bisa mencicipi karena memasak ketika puasa (kecuali masak sebelum sahur). Dua hari pertama saya memasak hanya menggunakan rice cooker karena kompor belum ada tabung gas-nya. Setelah peralatan memasak cukup lengkap, saya baru berani memasak dalam jumlah yang lebih banyak, terutama ketika mengundang buka bersama teman-teman kantor di rumah.

Daaannn...
Hasilnya tidak mengecewakan!!! Alhamdulillah yang penting suami suka. Hampir setiap hari saya memvariasikan menu dengan bahan yang itu-itu saja: telur, tempe, tahu, sayuran. Belum pernah memasak ikan atau ayam karena tidak bisa menyimpan bahan makanan tersebut terlalu lama. Maklum, newbie family belum punya kulkas.

Berikut penampakan beberapa menu yang keluar dari dapur Nana. Sayang ada menu yang tidak sempat ter-foto terlanjur cepat masuk perut.








2 comments:

  1. Widdihhhhhhhhhh, uda pinter masak ya sekarang istriku tercintah ini,... love u ceu,

    Beruntung saya, Alloh memperjodoh kita,

    Alhamdulillah, istri saya selain mirip teletubbies, pinter masak, rajin beres2 juga,
    makin sayang saya sama kamu ceu, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mirip teletubbies nya perlu disebut yaaaah sayangggg???????? -___-
      Iloveyouuuuuuuu more and more evryday :)

      Delete