Pages

Thursday, 9 April 2015

Jodoh Itu Misterius

Dia yang diharapkan tiba-tiba pergi.
Dia yang tak disangka-sangka mendadak hadir.
Mutlak, jodoh itu rahasia Allah dan misterius waktu, bagaimana, dimana, dan siapa jodoh itu akan datang.

Sekian waktu yang tidak sebentar saya membangun mimpi bersama seseorang, berusaha meyakinkannya bahwa kita mampu melewatinya, tapi pada akhirnya ketika Allah berkata "itu bukan jodohmu, Nana", dia menghilang. Lalu sekejap, muncul seseorang yang dengan begitu yakinnya dalam waktu yang singkat, tidak membangun mimpi tapi langsung mewujudkannya menjadi realita.


Saya menyebutnya orang aneh sebelum akhirnya saya ganti statusnya menjadi kawan 'aneh'. Dia orang yang saya kenal sejak dulu tapi... dia termasuk orang yang saya benci kehadirannya. Pecicilan. Hobinya membuat orang lain sebagai bahan bercanda, very not my type. Dua bulan terakhir, dia muncul, mengenalkan dirinya yang sebenar-benarnya. Tanggal 9 Februari 2015, pertama kalinya mengobrol dengannya. Tak terbayangkan saya bisa nyambung mengobrol dengannya saat itu. Dulu pernah ada satu momen saya tak sengaja duduk bersebelahan dengannya di bis pulang, tapi saya memilih pasang headset setel musik kenceng-kenceng supaya saya tak perlu mengobrol dengannya, malas.
 
Dia hadir dengan keseriusan yang mengagumkan. Awalnya saya ragu, yaiyalah ragu, dia menyebalkan, sombong, perokok lagi. Tapi setelah mengizinkan dia memperkenalkan diri, saya melihat sisi lainnya yang tak banyak orang lain tahu. Iya dia 'aneh' dan berbeda, that's way I choose him. Saya suka keoptimisannya, walau kadang terlalu berlebihan (contohnya: hari ketiga saya mengenalnya, dia sudah dengan pede menentukan tanggal pernikahan versinya seolah-olah saya pasti menerimanya). Dia yang menginspirasi tulisan-tulisan saya sebelum ini. Hatinya lapang dan ikhlas, itu yang saya iri darinya. Aneh. Unik. Langka.
 
Bukan manusia kalau tak punya kekurangan, pun dengannya. Dia masih merokok walau bukan pecandu rokok, tapi setiap batang rokok yang dia hisap ada perasaan sedih melihatnya. Dia selayaknya pria pada umumnya, tidak ahli mengerti perasaan wanita, tidak peka. Dia ceroboh dan pelupa parah, dia pernah hampir menghilangkan kunci motor milik orangtua saya ketika dia main ke kota kelahiran saya. Dan terakhir, saya kadang masih tak mengerti dengan gayanya yang seringkali menimbulkan prasangka.
 
Sampai detik ini saya menulis pun, saya masih tak percaya bahwa ada orang yang begitu yakin memulai perjuangan berat ini bersama. Dia, orang yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya belajar banyak darinya, pun dengannya. Saya bukan tipenya, pun dia bukan laki-laki idaman saya. Saya mengingkari kehadirannya di awal tapi seiring waktu berjalan, terlalu banyak kebetulan yang membuat saya semakin yakin, dia adalah jodoh saya (Insya Allah). Saya tak berhenti bertanya pada Maha Pembolak-balik hati manusia, dan Allah menjawabnya dengan pasti melalui jalan yang dibuka mudah satu persatu. Alhamdulillah.
 
Hari ini malam terakhir saya berada di kota kelahirannya, banyak sekali ilmu dan pengalaman yang saya dapat dari keluarga besarnya, teman-temannya, kehidupan sosialnya, dan semuanya tentang dia. Walau saya kadang masih tak mempercayai jalan takdir Allah ini, saya yakin ingin menghabiskan sisa usia bersamanya. Sekarang saya percaya jodoh dunia akhirat itu benar adanya, istilah mencintai karena Allah pun itu bukan hal klise lagi buat saya.
 
Itulah dia, kawan 'aneh' saya.
created by FFI, February 2015

3 comments:

  1. Mba.... Saya mencari FB mba Nana tapi tak ketemu.... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Unfortunately, my fb has deactivated deeekkk rindaaa... contact me via wa, line, atau path.

      Delete
    2. Unfortunately, saya ndak nge-path (baca: ngepet) :P hihihi
      bolehkan saya minta no:WA mba Nana? anla.arinda@gmail.com

      Delete