Pages

Tuesday 30 December 2014

Sebuah Perjalanan Spiritual

Saya menulisnya bukan untuk mendiskritkan apapun, saya tak ingin menimbulkan gejolak apapun apalagi perselisihan di kemudian hari. Semoga bisa dibaca dengan kepala dingin oleh semua orang.

Saya pada hakekatnya mempercayai keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Dan saya termasuk orang taat yang tidak suka melanggar perintahNya karena saya percaya surga dan neraka itu ada. Kebesaran alam semesta ini tak mungkin muncul begitu saja, saya meyakini ada kekuatan Maha Besar di balik semua ini.

Jika diizinkan memilih orangtua saya pun tetap akan memilih orangtua yang sama, namun jika diperbolehkan saya ingin lahir sebagai seorang muslim. Mendalaminya sejak kecil, belajar mengenal Allah dan Nabi Muhammad sedini mungkin.

Prosesnya panjang, empat tahun kuliah mungkin bisa dibilang menjadi titik baliknya. Saya tak nyaman di lingkungan ibadah yang baru, saya tak menemukan apa yang saya cari, kebenaran. Justru saya semakin sering bertanya dan merasa janggal.

Saya mulai membaca dan mempelajarinya sendiri, saya melihat banyak teladan lewat teman-teman saya. Bahkan ada satu masa ketika muncul seseorang mengatakan hal yang kurang baik tentang teman-teman saya terkait dengan kepercayaanya, saya semakin merasa tidak nyaman.

Saya merasa semua yang saya lewati hingga umur 25 tahun ini adalah sebuah master piece dari Allah untuk saya jalani dan menemukanNya di waktu yang tepat. Saya meyakini kebenaran bahwa tiada tuhan selain Allah sendiri, dan semua Nabi yang diutusNya adalah manusia utusan Allah. Manusia yang diberi keberkahan khusus untuk mengingatkan umat kembali ke jalan yang benar, dan yang terakhir diutusNya adalah Nabi Muhammad.

Saya percaya.

Saya tapi tak cukup yakin memeluknya, keraguan dan ketakutan yang belum terjadi begitu membebani saya. Itu artinya saya belum cukup percaya pada kekuatanNya. Begitu saya pikir, saya juga masih bertanya-tanya untuk siapakah keputusan besar ini saya ambil, sungguh karena Allah kah atau ada campur tangan manusia di dalamnya.

Hingga cobaan bertubi-tubi itu datang, saya semakin ingin mendekat padaNya. Datang dengan cara yang Dia kehendaki. Iya, di penghujung akhir tahun 2014, saya pertama kalinya sholat. Luarbiasa rasanya. Tenang. Walaupun gerakannya masih sering salah, masih sering sambil buka buku, hingga buku saya basah karena air wudhu.

Keberanian itu ternyata membuat saya semakin yakin. Iya ini saya di jalan yang benar. Saya tak perlu takut. Saya melakukannya 4x sehari, alfa sholat dzuhur karena belum cukup berani melakukannya di depan orang.

Dari momen inilah kemudahan mulai ditunjukanNya satu persatu.

Awalnya saya begitu ragu saya mampu menghapal doa dan bacaan sholatnya, "ah ini susah sekali" begitu pikir saya. Tapi setelah saya dengan yakin mencobanya, otak ini serasa dibukakan oleh Allah dan dengan mudah kalimat demi kalimat itu saya hafalkan. Setiap hari saya menghapal satu bacaan. Saya terharu bahagia ketika pada akhirnya mampu menjalankan sholat dengan sempurna. :")

Ya Allah, kuatkanlah saya yang hina ini, saya hanya manusia biasa yang tak bisa menanggung beban ini seorang diri. Saya berserah pada kekuatanMu, hanya padaMu. Sungguh hanya untuk mendapat ridhoMu, saya ingin mengenalMu dan Nabi utusanMu lebih dekat lebih dalam lebih cinta.








-masih belajar dan akan terus belajar-
saya masih berharap bisa berhubungan baik dengan siapapun di masa lalu, siapapun yang dulu lebih lama mengenal saya, siapapun kalian mereka.

1 comment:

  1. Subhanallah... nana...
    Gara2 buka path mu, jadinya aku "bongkar2" blog mu na..
    Pucin terharu..
    pokoknya Alhamdulillah... seneng bangeeeet na..

    ReplyDelete