Pages

Thursday 27 December 2012

"Take and Give" atau "Give and Take" ?

Alkisah, seorang pria tersesat di hutan yang sangat gersang. Dia berjalan sempoyongan karena rasanya hampir mati kehausan. Tak disangka, dia menemukan sebuah rumah kosong. Di depan rumah tersebut, terdapat sebuah pompa air tua.

Segeralah dia menuju pompa tersebut dan mulai memompa sekuat tenaga tapi tak ada setetes air pun yang keluar.

Lalu pria itu melihat ada kendi kecil di sebelah pompa dengan ujungnya yang masih tertutup gabus dan tertempel kertas bertulis "Sahabat, pompa tua ini harus dipancing dengan air dulu. Setelah mendapatkan air nya tolong jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum pergi"

Dia bergegas mencabut gabus penutup kendi dan mendapati kendi itu berisi penuh air.

Dalam benak pria tersebut "Apakah iya saya harus gunakan air kendi ini untuk memancing pompa? Bukankah lebih aman saya minum airnya saja, daripada nanti mati kehausan, kalau ternyata pompanya tak berfungsi. Untuk apa menuangkan air sebanyak ini pada pompa tua dan karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar!"

Namun jauh di lubuk hatinya timbul perasaan yang berbeda. Dan dia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Dia akan mengikuti nasehat di kertas tersebut sekalipun beresiko. Dituangkannya seluruh isi air kendi dan dipompanya pompa air tersebut dengan sekuat tenaga.

Benar! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.

Setelah beristirahat sejenak, dia mengisi kembali kendi itu dan menutupnya dengan gabus. Sebelum pergi, dia menuliskan beberapa tambahan kalimat di kertas instruksi "Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus berkorban lebih dulu sebelum menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH. Ini kebenaran hukum alam."


[Hidup ini, tidak selalu harus menerima, baru memberi. Tetapi ada kalanya bahkan seringkalinya, memberi terlebih dahulu baru menerima dengan cara yang tak terduga.]

No comments:

Post a Comment