Pages

Thursday 23 June 2016

Sortir Isi Lemari Untuk Donasi

Welcoming you, Happy Ramadhan 1437H.
Meski ini postingan pertama di bulan Ramadhan, tapi sebenernya sudah setengah bulan terlewati, tepatnya saya menulis di hari puasa ke-17. Alhamdulillah bumil dan dedek bayinya diberi kekuatan menjalani puasa, semoga berakhir full di penghujung bulan :)

Barusan setelah nganter suami berangkat kerja, saya sibuk beberes kamar. Entah tiba-tiba mendadak rajin pagi-pagi, biasanya mah tidur lagi sampai matahari sudah naik hehehe. Hari ini saya udah niat banget mau bongkar lemari baju dan sortir semua isinya untuk dikeluarkan dan disumbangkan. Ide ini terinspirasi dari teh Angella Fransisca, yang pernah posting di Instagram-nya tentang #satumasuksatukeluarbyangie. Jadi ternyata, saya juga baru belajar nih, bahwa kelak di akhirat barang-barang yang kita miliki di dunia pun akan ikut dihisab oleh Allah, dimintai pertanggung-jawabannya digunakan untuk apa selama ini, sekecil seremeh apapun barangnya tak luput dari hisaban Allah. Jadi, kita harus belajar mengikhlaskan barang yang kita miliki, belajar tidak suka menumpuk-menyimpan barang padahal sudah jarang (bahkan tidak pernah) terpakai. Salah satu kisah sahabat Nabi yaitu Abu Bakar ra. yang terkenal kaya raya, ketika meninggal, ia sudah menginfaq-kan semua hartanya tak bersisa satu dirham pun. Apa kabar kita yang masih suka menyimpan baju, tas, sepatu lebih dari secukupnya? *introspeksi diri*

Dari nasehat itulah saya bertekad memulainya. Awalnya tidak mudah, lihat baju ini ah sayang motifnya bagus *padahal baju itu kalau dipakai lebih mirip daun pisang ngebungkus lemper, padet bantet, alias sudah tidak tepat ukuran* (-___-#). Bagian lain yang membuat berat adalah kenangannya, "kerudung ini pernah dipakai saat momen itu, duh ikhlas lepasin ngga ya" padahal jarang dipakai dalam keseharian sekarang. Dan yang tersusah adalah menyortir barang pemberian orang. Mukena, salah satunya. Sejak mualaf, entah sudah berapa orang yang memberi kado mukena pada saya, dengan berbagai motif, bahan, model, dan ukuran. Lucu-lucu, cantik-cantik, dan tentu masih baru. Tapi sayangnya mukena-mukena itu jadi menumpuk dan jarang dipakai. Saya punya 7 mukena yang sering saya pakai (bayangkan!). Empat pcs di rumah Bekasi, dipakai bergantian, salah satunya adalah pemberian suami sebagai mas kawin saat akad. Dua pcs di rumah Garut. Dan satu pcs di rumah Madiun, mukena pertama yang saya miliki, pemberian Chika di hari ulang tahun ke-25 :"). Nah dari sekian banyak mukena yang sering saya pakai, rupanya masih ada juga mukena yang belum sama sekali dipakai.

Barang-barang itu akhirnya hanya memenuhi lemari. Tidak mudah memang menyingkirkan perasaan keterikatan pada sebuah barang. Tapi bukankah tumpukan barang tersebut akan lebih bermanfaat bila digunakan oleh orang lain yang membutuhkan. Menyisihkannya bukan berarti tidak menghargainya justru karena barang tersebut bernilai maka didonasikan agar terpakai. Jadi pada akhirnya saya sengaja memilih barang-barang yang memang masih bagus, layak, dan bersih.

Metode pembersihan lemari baju ini ternyata secara psikologi juga membantu perubahan gaya hidup dan postif membangun pola pikir. Dalam artikelnya Living Loving tentang metode Konmari -the life changing magic of tidying up- (baca di sini), saya belajar bahwa cara merapikan salah satunya adalah dengan membiasakan diri untuk tidak menyimpan terlalu banyak barang.

Klop. Saya semakin yakin untuk sortir isi lemari.

Sejam lebih saya bolak balik bongkar lemari, hingga akhirnya terkumpul:
  • 12 pcs pakaian berupa terusan, atasan, bawahan
  • 14 pcs aneka jilbab, mulai dari bergo, kerudung segiempat, hingga pashmina
  • 3 pcs mukena (harusnya bisa lebih, tapi sebagian masih kotor bekas saya belum dicuci)


Tidak banyak ternyata barang-barang yang saya kumpulkan ini. Sengaja karena memang tujuan donasi saya adalah Rumah Zakat yang tema-nya kali ini adalah pakaian muslim bekas layak pakai. Jadi beberapa baju pendek, kaos tak berkerah, rok selutut, dsb masih tersimpan. Rencananya saya akan tetap keluarkan beberapa barang tersebut untuk event lain.

Oiya donasi Rumah Zakat ini bekerja sama dengan Gojek lho. Saya tahu event GOxRZ awalnya dari broadcast iklan Ramadhan di official account LINE Gojek. Mereka memfasilitasi penyampaian donasi lewat Go-Send, Go-Box, dan Go-Tix. Tidak hanya dalam bentuk pakaian bekas layak pakai saja, tapi mereka juga menyalurkan donasi buku, sembako, seragam dan layanan bantuan melalui sumbangan tunai. Periode pengumpulan hingga 30 Juni 2016, yang nantinya akan disalurkan oleh Rumah Zakat pada pihak-pihak yang membutuhkan. GOxRZ tidak hanya berlaku di kota Jakarta saja tapi juga di lima kota lainnya yaitu Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Makasar.


Lebih jelasnya kalau ada yang tertarik berperan serta dalam donasi GOxRZ ini bisa buka di sini.

Btw, sungguh ini bukan iklan Gojek ya. Saya hanya tertarik pada kegiatannya dan bertepatan sekali dengan momen saya yang sedang berupaya mengurangi isi lemari hihihi.

Jadi ini cerita saya di salah satu siang di bulan Ramadhan. Semoga menginspirasi untuk melakukan hal yang sama. Karena sedekah itu tidak hanya dalam bentuk uang, setiap kebaikan pada sesama nilainya juga sedekah, bahkan senyum ikhlas-mu itu sedekah :)

"Setiap kebaikan adalah sedekah"
(Riwayat Bukhari, disampaikan dari Jabir Radliyallaahu' anhu sesuai sabda Rasullulah SAW)

"Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis" (Riwayat Muslim, disampaikan dari Abu Dzar Radliyallaahu' anhu sesuai sabda Rasullulah SAW)

No comments:

Post a Comment