Pages

Wednesday, 21 December 2016

Menjadi Ibu di Hari Ibu

Hari Ibu, 22 Desember.
Setiap tahun diperingati dengan "status-status" ucapan yang ramai di media sosial. Saya paling-paling mengetik pesan untuk mama via sms atau WA "selamat hari ibu, ma. terimakasih utk semuanya" . Saya jarang mengucapkan langsung lewat telepon, awkward. Saya dan mama adalah tipikal keluarga yang canggung mengungkapkan perasaan sayang satu sama lain. :(

Tahun ini, pertama kalinya saya merayakan hari ibu dengan status sebagai seorang ibu. Izinkanlah saya merefleksikan diri ibu dari 'kacamata' saya.


Saya pernah menulis di post-post sebelumnya bahwa setelah menikah, terlebih setelah melahirkan, seorang wanita akan semakin menyayangi ibunya. Saya, sebelumnya hanya merasakan menjadi seorang anak, dengan ke-sok tahu-an nya pada perasaan ibu. Tak jarang merasa lebih, lebih pintar - lebih tahu - lebih mahir daripada ibunya. Merasa, cukup punya hak untuk menata hidupnya sendiri, memilih jalan yang disukainya, mengambil keputusan sepihak, dan tindakan-tindakan "egois" lainnya atas nama kemandirian.

Semua kemudian terjungkirbalikkan begitu saya melahirkan. Begini rupanya menjadi ibu. Perjuangannya, kasih sayangnya, harapannya, sedih bahagianya, semua adalah milik anak-anaknya. Tidak ada kata "tapi".

Siapa bilang menjadi ibu itu mudah? Bahkan untuk menuliskan tugasnya saja sudah kelelahan saya, hahaha. Wonderful role. Maka, saya suka gemas pada meme, candaan, atau lelucon yang menggunakan "ibu" sebagai objeknya. Apapun itu.

Pepatah "kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa" itu menjadi lebih dari sekedar peribahasa. Rasa kasih sayang yang anak berikan pada ibunya, sebesar apapun itu, rasa-rasanya tetap tidak bisa melampaui kasihnya seorang ibu. Dan beruntunglah perempuan yang mendapatkan hak merasakan keduanya, menjadi anak dan menjadi ibu.

Tetaplah sehat dan bahagia untuk: mama, mamah, saya, ibu dan calon ibu se-Indonesia raya lainnya.

I Love You, Mom :")

No comments:

Post a Comment